Setiap minggunya saya
menempuh jarak puluhan kilometer, maklum profesi mahasiswa. Saya yang tinggal di
magelang harus menempuh perjalanan magelang-jogja, dan itu hampir setiap minggu
saya jalanin. Setiap ke jogja maupun balik
ke magelang saya ditemani oleh
motor mio putih. Jadwal
saya berangkat ke jogja biasanya kalau ga hari minggu ya
senin pagi, sedangkan pulangnya ke magelang kalau ga kamis sore ya jumat pagi.
Saat di jalan saya suka memerhatikan orang-orang
yang sedang melakukan perjalanan
seperti saya. Entah mereka mau liburan bersama keluarga atau mau
menuntut ilmu sama seperti saya. Ada yang naik mobil dari
yang butut sampai yang keluaran terbaru, ada yang naik motor yang entah gimana caranya
suara knalpotnya membuat telinga saya berdarah-darah tidak
berfungsi sesaat, dan ada pula bis-bis antar kota antar
provinsi plus truk-truk yang yang sejak gunung merapi meletus jadi semakin banyak karena mengangkut pasir dan
batu-batuan.
Kadang melihat ekspresi orang dan memperhatikan
tulisan-tulisan dijalan jadi hiburan tersendiri bagi orang-orang yang kurang
kerjaan seperti saya. Terkadang ada ekspresi natural yang entah kenapa kalau saya
lihat jadi ekpresi yang konyol bahkan absurd. Ada pula tulisan-tulisan yang
tidak tau kenapa membuat saya penasaran untuk membaca sampai habis, dari
tulisan-tulisan tentang iklan acara, makanan (yah ini memang naluri), dan yang
paling tidak tau kenapa ditulis disitu adalah tulisan-tulisan di belakang truk.
Entah itu buat mengisi kekosongan yang ada di bagian truk itu atau hanya untuk
gaya-gaya an para pemilik truk, entahlah saya juga tidak tau. Yang pasti
tulisan-tulisan itu sangat sering membuat orang meluangkan waktu sejenak untuk
membaca tanpa disadari.
Tapi kenapa tulisan-tulisan yang ada di bagian
belakang truk kebanyakan bertemakan cinta?? Apa mereka tidak kasihan kalau ada
jomblo akut (spesies penyakit baru) yang membaca tulisan tersebut dan merasa
tersakiti perasaannya. Oke saya tegaskan saya tidak termasuk dalam kategori
tersebut. Sering juga saya melihat gambar yang ada di belakang truk adalah
gambar seorang perempuan yang menanti suaminya pulang. Dan biasanya dilengkapi
dengan kata-kata yang tidak kalah mencuri perhatiannya. Duh kok ya ada-ada aja
sih. Kalau memang niatnya untuk memberi dorongan semangat suaminya agar bersungguh-sungguh
mencari nafkah untuk keluarganya sih ga masalah. Tapi bisa diganti dengan
gambar lain yang lebih pantas menurut saya. Misalnya gambar rumah tempat
tinggalnya, atau mungkin kalau pemilik truk ingin yang beda bisa menampilkan
gambar atau foto keluarga lengkapnya, dari ayah, ibu, anak, dan apabila masih
agak longgar bisa diikutsertakan gambar nenek, kakek, om, tante, pakde, bude,
keponakan, dll.
Hal-hal lainnya yang sering saya temui di jalan
adalah plat nomor motor atau mobil yang entah disengaja atau tidak jika
diperhatikan seksama menjadi hal yang unik. Paling sering dijumpai adalah plat
nomor mobil yang bertuliskan nama pemilik atau inisial pemilik mobil tersebut.
Misalnya:
·
D 1 THA bisa ditebak lah ya berarti
pemiliknya bernama Ditha.
·
S 417 TI mungkin pemiliknya bernama Santi.
·
EA 34 EA diduga pemiliknya seorang alay.
Pernah juga
saya menjumpai vespa yang plat nomornya bertuliskan “AB 461 L”. Awalnya saat
membaca saya merasa ada yang janggal, setelah saya ulangi lagi membaca plat nomor
tersebut ternyata kejanggalan itu terjawab sudah. Entah disengaja atau tidak
plat nomor tersebut dapat dibaca “ababil”, dan saya juga tidak tau apa motif
dibalik tulisan tersebut.
Saya hanya menuliskan apa yang saya lihat dan
apa yang ada di kepala saya. Terima kasih telah meluangkan waktunya. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar