Kamis, 26 Juli 2012

antara AA dan AB


Setiap minggunya saya menempuh jarak puluhan kilometer, maklum profesi mahasiswa. Saya yang tinggal di magelang harus menempuh perjalanan magelang-jogja, dan itu hampir setiap minggu saya jalanin. Setiap ke jogja maupun balik ke magelang saya ditemani oleh motor mio putih. Jadwal saya berangkat ke jogja biasanya kalau ga hari minggu ya senin pagi, sedangkan pulangnya ke magelang kalau ga kamis sore ya jumat pagi.
Saat di jalan saya suka memerhatikan orang-orang yang sedang melakukan perjalanan seperti saya.  Entah mereka mau liburan bersama keluarga atau mau menuntut ilmu sama seperti saya. Ada yang naik mobil dari yang butut sampai yang keluaran terbaru, ada yang naik motor yang entah gimana caranya suara knalpotnya membuat telinga saya berdarah-darah tidak berfungsi sesaat, dan ada pula bis-bis antar kota antar provinsi plus truk-truk yang yang sejak gunung merapi meletus jadi semakin banyak karena mengangkut pasir dan batu-batuan.
Kadang melihat ekspresi orang dan memperhatikan tulisan-tulisan dijalan jadi hiburan tersendiri bagi orang-orang yang kurang kerjaan seperti saya. Terkadang ada ekspresi natural yang entah kenapa kalau saya lihat jadi ekpresi yang konyol bahkan absurd. Ada pula tulisan-tulisan yang tidak tau kenapa membuat saya penasaran untuk membaca sampai habis, dari tulisan-tulisan tentang iklan acara, makanan (yah ini memang naluri), dan yang paling tidak tau kenapa ditulis disitu adalah tulisan-tulisan di belakang truk. Entah itu buat mengisi kekosongan yang ada di bagian truk itu atau hanya untuk gaya-gaya an para pemilik truk, entahlah saya juga tidak tau. Yang pasti tulisan-tulisan itu sangat sering membuat orang meluangkan waktu sejenak untuk membaca tanpa disadari.
Tapi kenapa tulisan-tulisan yang ada di bagian belakang truk kebanyakan bertemakan cinta?? Apa mereka tidak kasihan kalau ada jomblo akut (spesies penyakit baru) yang membaca tulisan tersebut dan merasa tersakiti perasaannya. Oke saya tegaskan saya tidak termasuk dalam kategori tersebut. Sering juga saya melihat gambar yang ada di belakang truk adalah gambar seorang perempuan yang menanti suaminya pulang. Dan biasanya dilengkapi dengan kata-kata yang tidak kalah mencuri perhatiannya. Duh kok ya ada-ada aja sih. Kalau memang niatnya untuk memberi dorongan semangat suaminya agar bersungguh-sungguh mencari nafkah untuk keluarganya sih ga masalah. Tapi bisa diganti dengan gambar lain yang lebih pantas menurut saya. Misalnya gambar rumah tempat tinggalnya, atau mungkin kalau pemilik truk ingin yang beda bisa menampilkan gambar atau foto keluarga lengkapnya, dari ayah, ibu, anak, dan apabila masih agak longgar bisa diikutsertakan gambar nenek, kakek, om, tante, pakde, bude, keponakan, dll.
Hal-hal lainnya yang sering saya temui di jalan adalah plat nomor motor atau mobil yang entah disengaja atau tidak jika diperhatikan seksama menjadi hal yang unik. Paling sering dijumpai adalah plat nomor mobil yang bertuliskan nama pemilik atau inisial pemilik mobil tersebut. Misalnya:
·         D 1 THA                bisa ditebak lah ya berarti pemiliknya bernama Ditha.
·         S 417 TI               mungkin pemiliknya bernama Santi.
·         EA 34 EA               diduga pemiliknya seorang alay.
 Pernah juga saya menjumpai vespa yang plat nomornya bertuliskan “AB 461 L”. Awalnya saat membaca saya merasa ada yang janggal, setelah saya ulangi lagi membaca plat nomor tersebut ternyata kejanggalan itu terjawab sudah. Entah disengaja atau tidak plat nomor tersebut dapat dibaca “ababil”, dan saya juga tidak tau apa motif dibalik tulisan tersebut.
Saya hanya menuliskan apa yang saya lihat dan apa yang ada di kepala saya. Terima kasih telah meluangkan waktunya. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar